Teknik Lingkungan & AMDAL - Tugas SoftSkill - Ricko Putratama Wijaya - 29414254 - 2 IC 08
Teknik Lingkungan & AMDAL
Nama : Ricko Putratama Wijaya
Kelas : 1 IC 08
NPM : 29414254
D. Limbah Industri Kertas
Limbah cair, yang terdiri dari :
1. Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen
2. Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,
3. Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas,
4. Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
5. Limbah panas
6. Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
Nama : Ricko Putratama Wijaya
Kelas : 1 IC 08
NPM : 29414254
" LIMBAH PABRIK KERTAS "
A. Pengertian
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga).Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah,
yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki
nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari
bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi
dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang
ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
B. Bahan Baku
Kayu sebagai bahan baku dalam industri kertas mengandung beberapa komponen lain ,yaitu :
1. Selulosa
Selulosa merupakan komponen yang paling dikehendaki dalam pembuatan
kertas karena bersifat panjang dan kuat. Menurut Stanley (2001) dalam
kayu mengandung sekitar 50 % komponen selulosa.
2. Hemiselulosa
Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam prosespulping.
3. Lignin
Lignin berfungsi merekatkan serat – serat selulosa sehingga menjadi
kaku. Pada proses pulping secara kimia dan proses pemutihan akan
menghilangkan komponen lignin tanpa mengurangi serat selulosa. Menurut
Stanley (2001) komponen lignin dalam kayu adalah sekitar 30 %.
4. Bahan ekstraktif
Komponen ini meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain.
Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah
toksik akut dalam limbah industri kertas. Menurut Stanley (2001),
jumlah komponen hemiselulosa dan hidrokarbon dalam kayu adalah sekitar
20 %.
C. Karakteristik limbah pabrik kertas
Warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan padatan terlarut dan padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi biologis
Warnanya yang kehitaman atau abu-abu keruh, bau yang khas, kandungan padatan terlarut dan padatan tersuspensi yang tinggi, COD yang tinggi dan tahan terhadap oksidasi biologis
LAMPIRAN A.V
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR : KEP-51/MENLH/10/1995
TENTANG
BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI
TANGGAL 23 OKTOBER 1995
PARAMETER
|
PABRIK PULP
|
PABRIK KERTAS
|
PABRIK PULP DAN KERTAS
| |||
KADAR
MAKSIMUM (mg/L) |
BEBAN
PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) |
KADAR
MAKSIMUM (mg/L) |
BEBAN
PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) |
KADAR
MAKSIMUM (mg/L) |
BEBAN
PENCEMARAN MAKSIMUM (kg/ton) | |
BOD3
|
150
|
15
|
125
|
10
|
150
|
25,5
|
COD
|
350
|
35
|
250
|
20
|
350
|
59,5
|
TSS
|
200
|
20
|
125
|
10
|
150
|
25,5
|
pH
|
6,0 - 9,0
|
6,0 - 9,0
|
6,0 - 9,0
| |||
Debit Limbah Maksimum
|
100 m3 per ton pulp kering
|
80 m3 per ton produk
kertas kering |
170 m3 per ton produk
kertas kering |
Catatan :
a. Kadar maksimum untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam miligram parameter per liter air limbah.
b. Beban pencemaran maksimum
untuk setiap parameter pada tabel di atas dinyatakan dalam kg atau gram
parameter per ton produk soda kostik.
|
COD (Chemical Oxygen Demand)
Adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengurai seluruh bahan
organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990). Hal ini karena bahan or
ganik yang ada sengaja diurai secara kimia dengan menggunakan oksidator
kuat kalium bikromat pada kondisi asam dan panas dengan katalisator
perak sulfat (Boyd, 1990; Metcalf & Eddy, 1991), sehingga segala
macam bahan organik, baik yang mudah urai maupun yang kompleks dan sulit
urai, akan teroksidasi. Dengan demikian, selisih nilai antara COD dan
BOD memberikan gambaran besarnya bahan organik yang sulit urai yang ada
di perairan. Bisa saja nilai BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa
lebih besar dari COD. Jadi COD menggambarkan jumlah total bahan organik
yang ada.
TSS (Total Suspended Solids)
Adalah residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan
ukuran partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel
koloid. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, logam oksida,
sulfida, ganggang, bakteri dan jamur. TSS umumnya dihilangkan dengan
flokulasi dan penyaringan. TSS memberikankontribusi untuk kekeruhan
(turbidity) dengan membatasi penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan
visibilitas di perairan. Sehingga nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi
ke nilai TSS. Kekeruhan adalah kecenderungan ukuran sampel untuk
menyebarkan cahaya. Sementara hamburan diproduksi oleh adanya partikel
tersuspensi dalam sampel. Kekeruhan adalah murni sebuah sifat optik.
Pola dan intensitas sebaran akan berbeda akibat perubahan dengan ukuran
dan bentuk partikel serta materi.
pH
Adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas
ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya
didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut.
Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya
ditentukan berdasarkan persetujuan internasional.
LAMPIRAN B.V
KEPUTUSAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR : KEP-51/MENLH/10/1995
TENTANG
BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI
TANGGAL 23 OKTOBER 1995
PROSES/
PRDOUK |
PARAMETER
| ||||||
DEBIT
(m3/ton)
|
BOD5
|
COD
|
TSS
| ||||
Kadar
Maksimum (mg/ton) |
Beban
Pencemaran Maksimum (kg/ton) |
Kadar
Maksimum (mg/ton) |
Beban
Pencemaran Maksimum (kg/ton) |
Kadar
Maksimum (mg/ton) |
Beban
Pencemaran Maksimum (kg/ton) | ||
A. PULP
| |||||||
Kraft dikelantang
|
85
|
100
|
8,5
|
350
|
29,75
|
100
|
8,5
|
Pulp larut
|
95
|
100
|
9,5
|
300
|
28,5
|
100
|
8,5
|
Kraft yang tidak
dikelantang |
50
|
75
|
3,75
|
200
|
10,0
|
60
|
3,0
|
Mekanik (CMP dan
Grounwood) |
60
|
50
|
3,0
|
120
|
7,2
|
75
|
4,5
|
Semi kimia
|
70
|
100
|
7,0
|
200
|
14,0
|
100
|
7,0
|
Pulp soda
|
80
|
100
|
8,0
|
300
|
24,0
|
100
|
8,0
|
De-ink pulp (dari
kertas bekas) |
60
|
100
|
6,0
|
300
|
18,0
|
100
|
6,0
|
B. KERTAS
| |||||||
Halus
|
50
|
100
|
5,0
|
200
|
10,0
|
100
|
5,0
|
Kasar
|
40
|
90
|
3,6
|
175
|
7,0
|
80
|
3,2
|
Sparet
|
175
|
60
|
10,5
|
100
|
17,5
|
45
|
7,8
|
Kertas yang
dikelantang |
35
|
75
|
2,6
|
160
|
5,6
|
80
|
2,8
|
pH
|
6,0 - 9,0
|
Catatan :
Penjelasan kategori diatas sebagai berikut :
A. Pulp
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku bererat (kayu maupun non kayu) melalui berbagai proses pembuatannya ( mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat - serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas.
1. Proses kraft (dikelantang dan tidak dikelantang) adalah produksi pulp
yang menggunakan cairan pemasak natrium hidroksida yang sangat alkalis
dan natrium sulfida. Proses kraft yang dikelantang digunakan pada
produksi kertas karton dan kertas kasar lain yang berwarna.
Pengelantangan adalah penggunaan bahan pengoksidasi kuat yang diikuti
dengan ekstraksi alkali untuk menghilangkan warna dari pulp, untuk suatu
rentangan produk kertas yang lengkap.
2. Proses pulp larut adalah produksi pulp putih dan sangat murni dengan
menggunakan pemasakan kimiawi yang kuat. Pulpnya digunakan untuk
pembuatan rayon dan produk lain yang mensyaratkan hampir tidak
mengandung lignin.
3. Proses grounwood adalah penggunaan defibrasi mekanis (pemisahan
serat) dengan menggunakan gerenda atau penghalus (refiners) dari batu.
CMP (proses pembuatan pulp kimia mekanis) menggunakan cairan pemasak
kimia untuk memasak kayu secara parsial sebelum pemisahan serat secara
mekanik. TMP (proses pembuatan pulp termo-mekanis) merupakan pemasakan
singkat dengan menggunakan kukus dan kadang-kadang bahan kimia pemasak,
sebelum tahap mekanis.
4. Proses semi kimia merupakan penggunaan cairan pemasak sulfit netral
tanpa pengelantangan untuk menghasilkan produk kasar untuk lapisan dalam
karton gelombang berwarna coklat.
5. Proses soda adalah produksi pulp dengan menggunakan cairan pemasak natrium hidroksida yang sangat alkalis.
6. Proses penghilangan tinta (De-ink) merupakan salah satu
proses pembuatan kertas yang menggunakan kertas bekas yang didaur ulang
melalui proses penghilangan tinta dengan kondisi alkali dan
kadang-kadang dibuat cerah atau diputihkan untuk menghasilkan pulp
sekunder, seringkali berkaitan dengan proses konvensional.
B. Kertas
1. Kertas halus berarti produksi kertas halus yang dikelantang seperti kertas cetak dan kertas tulis.
2. Kertas kasar berarti produksi kertas kasar berwarna coklat,
seperti linerboard kertas karton berwarna coklat atau karton.
3. Kertas lain berarti produksi kertas yang dikelantang selain
yang tercantum dalam golongan halus, seperti kertas karton.
D. Limbah Industri Kertas
Limbah cair, yang terdiri dari :
1. Padatan tersuspensi yang mengandung partikel kayu, serat dan pigmen
2. Senyawa organik koloid terlarut seperti hemiselulosa, gula, alkohol, lignin, terpenting, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD (Biological Oxygen Demand) tinggi,
3. Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas,
4. Bahan anorganik seperti NaOH, Na2SO4 dan klorin,
5. Limbah panas
6. Mikroba seperti golongan bakteri koliform.
Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan
menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan limbah
cair berdasarkan unit operasinya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Fisik
Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah
proses screening (penyaringan). Screening merupakan cara yang efisien dan murah
untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Screening dilakukan
pada sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran besar sehabis diolah pada
proses chipper. Setelah dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih
berukuran besar akan dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk diolah lagi dan
mendapatkan ukuran kayu yang dikehendaki.
Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan
secara mudah dengan proses pengendapan. Pengendapan primer biasanya terjadi di
bak pengendapan atau bak penjernih. Bak pengendap yang hanya berfungsi atas
dasar gaya berat, tidak memberi keluwesan operasional. Karena itu memerlukan
waktu tinggal sampai 24 jam. Parameter desain yang utama untuk proses
pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis
di dalam bak pengendap. Bak penjernih bulat yang dirancang dengan baik dapat
menghilangkan 80% zat padat yang tersuspensi dan 50-995 BOD. Beberapa contoh
Limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :
Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat
dan mengandung sisa cairan pemasak aktif. Serat ini masih mengandung mata kayu
dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan pemasak dalam
serat dibersihkan dengan mengguna- kan washer, sedangkan pemisahan kayu dan
reject dipakai screen.
Comments
Post a Comment